Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

RUNING TEXT

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SMPIT DAN SMAIT DAARUL 'ILMI TAHUN PELAJARAN 2021/2022 TELAH DIBUKA, SILAHKAN KLIK MENU PPDB UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT.

“Pop Culture”, Klitik & Maraknya Tawuran Antar Pelajar

Ustaz Fadilah Makmur Arif, S.Pd.

Opini ditulis oleh Ustaz Fadilah Makmur Arif, S.Pd. Guru SIT Daarul 'Ilmi Bandar Lampung

Pop culture atau kebudayaan populer adalah bagian dari budaya yang diterima oleh masyarakat secara luas dan terus berkembang dalam dunia hiburan, musik, mode, dan teknologi. Pop culture memiliki pengaruh besar terhadap bagaimana orang memahami dan bereaksi terhadap isu-isu sosial dan politik, dan sering menjadi perdebatan dan fokus publik

Sementara itu, budaya tawuran di Indonesia dapat dikatakan sebagai fenomena sosial yang kurang baik dan tidak diinginkan. Budaya tawuran seringkali diperkuat oleh sejumlah faktor, seperti perbedaan politik, rasial, atau agama, dan kadang-kadang terkait dengan ekspresi dari kelompok subkultur tertentu. Atau, Tidak juga?

Maraknya fenomena tawuran pelajar bahkan sedikit termodifikasi menjadi penyerangan terhadap masyarakat tak bersalah-klitih- yang mungkin hanya sekadar lewat lokasi tawuran, , perkelahian jalanan, atau tawuran, menjadi populer dalam budaya pop, dengan banyak anak muda terlibat di dalamnya dan memposting video perkelahian mereka secara online. 

Secara pribadi,Hal tersebut cukup membuat sedih dan mengkhawatirkan. Di era digital ini, mudah untuk mengagungkan pertarungan ini, dengan banyak anak muda mempelajari dan meniru gerakan yang mereka lihat secara online. Sayangnya, tren ini mengarah pada peningkatan kekerasan, karena semakin banyak orang yang terlibat dalam tawuran. 

Bahkan berasal dari spektrum masyarakat yang “tak biasanya terlibat tawuran”, dalam salah satu gambar siswa SMP pelaku tawuran yang viral di kota penulis,siswa tersebut berasal dari keluarga dan lingkungan yang baik 
Penting untuk memahami bagaimana budaya populer mempengaruhi fenomena ini, dan menemukan cara untuk mengatasi masalah tersebut dan mengurangi kekerasan yang terkait dengan tawuran

Sebagai seorang pengajar, penulis  selalu memperhatikan “apa yang sedang populer” dan menjadi “hot topic” atau apa yang dianggap keren oleh pelajar saat ini, tak pelik bagaimana kepopuleran sebuah animasi asal negeri sakura dapat mempengaruhi minat ,obrolan keseharian dan bahkan cara berekspresi siswa di sekolah.

Penulis berasumsi bahwa meningkatnya frekuensi tawuran sejalan dengan masifnya referensi yang berasal dari pop culture atau budaya populer di kalangan pelajar, populernya anime seperti “tokyo Revengers” serta film berjudul crows zero wajib masuk radar pengamatan seorang pengajar di sekolah, mengambil referensi juga diperlukan untuk memahami bagaimana budaya pop seperti Anime & Film tersebut bisa mempengaruhi fenomena  tawuran dan klitikk, setidaknya di sekitaran penulis tinggal, 

Sebagai bagian dari masyarakat, kita sepenuhnya menyadari bahwa tawuran adalah masalah yang kompleks dan untuk mengatasinya membutuhkan pendekatan multi-aspek, tapi guru & para pengajar khususnya, perlu setidaknya menyadari bahwa Glamorisasi atau glorifikasi tawuran dalam budaya pop menjadi faktor penting munculnya fenomena tawuran dewasa ini, Seperti disebutkan sebelumnya, banyak anak muda yang terpapar segala bentuk pop culture bertemakan tawuran dan geng, yang seringkali mengagungkan secara berlebihan tawuran, geng dan cerita-cerita di dalamnya, Banyaknya geng-geng baru beranggotakan siswa SMA & SMP membenarkan opini penulis, sebagian dari mereka melakukan Vandalisme membabi buta pada dinding-dinding dan bangunan di sekitar tempat tinggal penulis,yang bahkan tak enak dipandang mata (tak bernilai seni) mulai dari penulisan nama geng serta tulisan-tulisan dan simbol-simbol yang berasal dari tontonan-tontonan yang mengglorifikasi  geng dan tawuran , referensi populer inilah yang kemudian memberikan kesan palsu tentang tawuran, sehingga terkesan seperti kegiatan yang seru dan mendebarkan. Laki Banget

Penting untuk memahami bagaimana budaya pop mempengaruhi tawuran, dan menemukan cara untuk mengatasi masalah tersebut dan mengurangi kekerasan yang terkait dengannya. Penting juga untuk mengatasi masalah tawuran dan mencari cara untuk mengurangi kekerasan yang terkait dengannya.

Hal ini dapat melibatkan pemberian pendidikan dan dukungan kepada mereka yang terlibat dalam tawuran, peran orang tua dan guru sangatlah penting untuk menyaring segala jenis input dan referensi anak untuk mengurangi pengagungan atau glorifikasi bahkan glamorisasi  tawuran melalui budaya populer, mengembalikan nilai-nilai ketuhanan pada pelajar sejak dini melalui agama juga tak bisa disepelekan, peran orang dewasa dirasa perlu untuk memastikan bahwa mereka yang terlibat dalam tawuran dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka dan bahwa mereka menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka, terlebih lagi, idealnya pemerintah juga dapat membuat regulasi terkait   “produk dagang” asing yang bersifat hiburan, apalagi sebuah karya seringkali dijadikan  sebagai suatu media untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan perasaan sang seniman kepada para penikmatnya.


 

Posting Komentar untuk "“Pop Culture”, Klitik & Maraknya Tawuran Antar Pelajar"